Tangkal Virus ASF, Dinas Peternakan Papua Barat Sosialisasi dan Bagi Disinfektan ke Peternak

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat mengimbau para peternak babi untuk tetap waspada terhadap potensi penyebaran virus African Swine Fever (ASF).

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Papua Barat drh Hendrikus Fatem mengatakan, sosialisasi tentang virus ASF merupakan salah satu strategi pencegahan dalam hal membangun kesadaran masyarakat, khususnya peternak babi.

Untuk itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Papua Barat menyosialisasikan tentang kewaspadaan penyebaran virus ASF, pada tahun ini dimulai dari Kampung Mustar, Kelurahan Anday, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Kamis (7/3/2024).

Kampung Mustar dipilih sebagai lokasi kegiatan, karena mayoritas penduduknya beternak babi.

Dalam sosialisasi yang diikuti 17 anggota kelompok ternak Kampung Mustar, itu Dinas Peternakan Papua Barat juga membagikan 60 botol ukuran satu liter disinfektan kepada peternak.

Hendrikus Fatem mengaku, sosialisasi ASF yang sama juga akan digelar sepanjang tahun 2024 di kabupaten lain di Papua Barat, di antaranya Kabupaten Kaimana, Fakfak, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama.

“Penyakit ini (ASF) sangat luar biasa, kalau masuk di sini tingkat kematian babi 100 persen. Perlu ditakutkan karena belum ada vaksinnya, makanya jangan sampai masuk di sini (Papua Barat),” jelas Hendrikus Fatem.

Ia mengungkapkan, hasil pengujian ulang kasus virus ASF 30 tahun lalu memang tidak ditemukan lagi saat ini.

Kendati begitu, ia menegaskan, masyarakat harus tetap waspada dengan menerapkan biosecurity dalam lingkup peternakan.

Di antaranya, rajin membersihkan kandang babi lalu disemprot dengan disinfektan, membatasi orang yang masuk dalam peternakan khususnya yang berasal dari daerah rawan ASF.

Kemudian, membatasi pembelian babi atau konsumsi dagingnya yang berasal dari luar daerah sendiri sambil menerapkan pengawasan yang ketat dan intensif.

Pasalnya, kata dia, penyebaran dan penularan ASF dapat terjadi secara langsung yakni melalui kontak fisik dengan babi yang terinfeksi ASF, maupun secara tidak langsung.

Penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui saluran pencernaan setelah konsumsi sampah sisa makanan dan bangkai, ataupun melalui kontak dengan benda yang tercemar ASF seperti pakaian, sepatu, kendaraan, alat peternakan, kandang dan lainnya.

“Bapak/ibu jangan terlalu senang ambil babi dari mana-mana. Jaga supaya ternak babi dari luar jangan masuk, dan jaga supaya jangan ada orang dari luar daerah yang terinfeksi,” ujarnya.

Untuk diketahui, dalam sosialisasi kewaspadaan penyebaran virus ASF, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Papua Barat didampingi Kabid Kesehatan Hewan bersama anggota.

Serta, Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, Nikson Karubaba bersama anggota.

(*)



Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Tangkal Virus ASF, Dinas Peternakan Papua Barat Sosialisasi dan Bagi Disinfektan ke Peternak, https://papuabarat.tribunnews.com/2024/03/08/tangkal-virus-asf-dinas-peternakan-papua-barat-sosialisasi-dan-bagi-disinfektan-ke-peternak.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo








Share :

Tidak ada tag terkait.